Monday 29 November 2010

Terjajah?

Oleh : Muhammad Ibnu Nazir.





Suramnya saat ini,

Kelamnya kian menanti,

Meniti hari kebangkitan sebuah perjuangan,

Mengharungi segala onak dan rencam.



Bermulanya di sini...

Langkah pena mencoret-coret kertas usang,

Lalu dibawa sebagai wadah keadilan,

Diterjemahkan dalam kosakata erti perjuangan.



Sedihnya kita di sini apabila ditinggal pergi,

Sayunya kita di sini apabila permintaan tidak dihargai,

Sedihkah yang dimaksudkan itu?

Sayukah yang diperlihatkan itu?

Samakah ia dengan sebuah domino penindasan?



Maka...

Ramai yang berkata,

“Aku dahulunya sebuah bangsa yang berdaulat,”

“Kini martabatku direjam dengan hebat,”

Butakah kita semua?,

Satu propaganda yang sedang berlegar-legar,

Tanpa mengenal akan mangsanya,

Tahukah kita akan hakikat itu?



“Ahh... Itu semua mainan duniawi,”

“Kelak timbul pula hakikat keadilan,”

“Aku senang dengan apa yang diperolehi,”

“Aku teruja dengan apa yang terlihat,”

Butakah kita semua?,

Satu persatu anak bangsa ditelanjangkan,

Satu persatu pemimpin Negara dijajah pemikirannya,

Tahukah kita bertapa banyaknya bumi Islam diperlakukan?



Butakah kita...

Bisukah kita...

“Aku tahu,”

“Aku juga melihatnya,”

Tetapi kenapa membiarkan ia diperlakukan?

Kenapa?

Dan...

Mengapa?



“Kerana aku takut dengannya,”

“Aku takut akan akibat menafikannya,”

“Aku takut seluruh hartaku terancam,”

“Aku takut,”

“Dan terus akan takut.”



Jika ini sebagai wadah yang diperjuangkan,

Tunggu...

Nantikan...

Saat tiba sebuah kebinasaan,

Saat sebuah yang memilukan,

Saat yang menakutkan,

Apabila bumi itu,



TERJAJAH.




2 comments:

You May Also Like These Article

Related Posts with Thumbnails