Baru 'Sebentar' Tadi.

Oleh : Muhammad Ibn Nazir.

Saat penantian,
Saat penentuan,
Saat perginya satu permulaan,
Saat berakhirnya sesuatu yang pasti,
Saat pertemuan kerinduan Illahi.

Sayunya kedengaran suara tangisan,
Sayunya melihat zuriat ditinggalkan,
Sayunya terpapar di kaca tersayang,
Membuatkan diri, lantas tersenyum.

Jasad disapa satu persatu,
Diiringi Doa, Iman dan Takwa,
Dimandikan zuriat yang soleh,
Dikafankan zuriat yang takwa,
Membuatkan diri, lantas tersenyum.

Lalu jasad disolatkan,
Lalu zuriat menjadi pemimpinnya,
Memimpin para makmum yang berkunjung tiba,
Membuatkan diri, lantas tersenyum.

Lantaran jasad dibawa pergi,
Meninggalkan tempat persediaan,
Meniti saat yang berkunjung tiba,
Entahkan buruk atau baik menunggu masa.

Lalu diletakkan tempat terpuji,
MengadapMu sesudah nanti,
Desiran tanah mula merasai,
Meninggalkan dunia ke tempat persinggahan.

Masih terdengar,
Talqin dan doa,
Memberi satu penginsafan,
Memberitahu ia satu permulaan,
Permulaan arena perjalanan,
Perjalanan yang masih panjang,
Selagi seruan itu tidak berkunjung.

Siang atau malam,
Terang atau gelap,
Baik atau jahat,
Tanpa siapa yang tahu,
Bersendirian segenap waktu,
Meniti hari, tika dan waktu,
Berbekalkan Iman, Takwa dan Doa.

Inilah sebuah kenyataan,
Kenyataan yang abadi,
Tersurat sudah janji Illahi,
Di atas kehendakNya.

Tersentak buat ketika,
Bahawa…
Baru sebentar tadi…
Baru sebentar tadi…
Baru sebentar tadi…
Aku pergi menemuiNya.

Hasil Pena : Muhammad Ibn Nazir.