Oleh : Muhammad Ibn Nazir.
BismillahirRahmanirRahim. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, dan selamat sejahtera. Alhamdulillah syukur kehadrat Illahi, Salam dan Selawat ke atas junjungan Nabi Muhammad s.a.w , Ahli keluarga Baginda dan Sahabat-sahabatnya. Aku bersaksi tiada Tuhan yang wajib disembah kecualiNya dan Muhammad s.a.w itu Hamba dan PesuruhNya. Segala Puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam
Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Ahmad, dilahirkan pada tahun 450 H/ 1059 di Thus daerah Khurasan. Ia dikenal dengan Al - Ghazali kerana ayahnya pemintal tenun wol atau kerana ia berasal dari desa Ghazalah. Beliau wafat pada tahun 505 H / 1111. Pendidikannya dimulai didaerahnya yaitu belajar kepada Ahmad Ibnu Muhammad al - Razkani al - Thusi, setelah itu pindah ke Jurjan ke pendidikan yang dipimpin oleh Abu Nash al-Ismaili mempelajari semua bidang agama dan bahasa, setelah tamat kembali ke Thus belajar tasawuf dengan Syekh Yusuf al - Nassaj (wafat 487 H) , kemudian ke Nisyapur belajar kepada Abul Ma'al al-Juwaini yang bergelar Imam al - Haramain dan melanjutkan pelajaran Tasawuf kepada Syekh Abu Ali al - Fadhl Ibnu Muhammad Ibnu Ali al - Farmadi, dan ia mulai mengajar dan menulis dalam Ilmu Fiqh.
Setelah Imam al - Juwaini wafat ia pindah ke Mu'askar mengikuti berbagai forum diskusi dan seminar kalangan ulama dan intelektual dan dengan segala kecermelangannya membawanya menjadi guru besar di perguruan Nidzamiyah di Baghdad pada tahun 484 H, disamping memberikan kuliah, ia juga mengkaji filsafat Yunani dan filsafat Islam. Kecermelangan, keharuman namanya dan kesenangan duniawi yang melimpah ruah di Baghdad melebihi ketika ia di Mu'askar, dikota ini ia sakit dan secara tiba-tiba meninggalkan Baghdad mengundurkan diri dari kegemerlapan duniawi tersebut.
Mulai th 488 H/ 1095 ia ke Damaskus. di Masjid Umawi ia ber'itiqaf dan berzikir dipuncak menara sebelah barat sepanjang hari dengan makan dan minum yang terbatas. Ia memasuki suluk sufi dengan riyadhah dan mujahadah terus menerus seperti itu selama 2 tahun di Damaskus. Setelah itu pergi ke Baitul Maqdis di Palestina, setiap hari ia masuk Qubbah Shahrah untuk berzikir, ia juga ke al - Khalil berziarah ke makam Nabi Ibrahim as. Setelah dari Palestina, ia melaksanakan ibadah haji di Mekkah dan berziarah ke makam Rasullulah di Madinah.
Ia pernah kembali ke Baghdad untuk mengajar di Perguruan Nidzamiyah Baghdad, namum tidak berapa lama kemudian kembali ke Thus dan mendirikan khanaqah untuk para sufi dan mendirikan madrasah untuk mengajar ilmu Tasawuf. Karya - karya tulis Al-Ghazali meliputi berbagai bidang keislaman, Kalam, Fiqh, Filsafat, Tasawuf dan lain lainnya yang berbentuk buku mahupun risalah. Kitab kitab Al -Ghazali yang membahas tentang Tasawuf :
1. Mizan al - 'Amal
2. Al - Ma'arif al-Aqliah wa Lubab al - Hikmah al - Ilahiyah
3. Ihya 'Ulumiddin
4. Al - Maqshad al - Astna Fi Syarh Asma al - Husna
5. Bidayat al - Hidayah
6. Al - Madhnun Bih 'ala Ghairi Ahlil
7. Kaimiya al - Sa'adah
8. Misykat al - Anwar
9. Al - Kasyf Wa al - Tabyin Fi Ghurur al - Naas Ajma'in
10. Al - Munqidz Min al - Dhalal
11. Al - Durrat al Fakhirah Fi Kasyf 'Ulumi al - Akhirah
12. Minhaj al - 'Abidin Ila Jannati Rabbi al - 'Alamin
13. Al - Arba'in Fi Ushul al - Din
Tasawuf Al - Ghazali menghimpun akidah, syariat dan akhlak dalam suatu sistematika yang kuat, kerana teori - teori tasawufnya lahir dari kajian dan pengalaman pribadi setelah melaksanakan suluk dalam riyadhah dan mujahadah yang intensif dan berkesinambungan, sehingga dapat dikatakan bahwa seumur hidupnya ia bertasawuf. Dalam pandangannya, Ilmu Tasawuf mengandung 2 bagian penting, pertama menyangkut ilmu mu'amalah dan bagian kedua menyangkut ilmu mukasyafah, hal ini diuraikan dalam karyanya Ihya 'Ulumiddin, Al -Ghazali menyusun menjadi 4 bab utama dan masing-masing dibagi lagi kedalam 10 pasal yaitu :
1-Bab pertama : tentang ibadah (rubu' al - ibadah) ·
2-Bab kedua : tentang adat istiadat (rubu' al - adat) ·
3-Bab ketiga : tentang hal -hal yang mencelakakan (rubu' al - muhlikat) ·
4-Bab keempat : tentang maqamat dan ahwal (rubu' al - munjiyat)
Menurutnya, perjalanan tasawuf itu pada hakikatnya adalah pembersihan diri dan pembeningan hati terus menerus sehingga mampu mencapai musyahadah. Oleh karena itu ia menekankan pentingnya pelatihan jiwa, penempaan moral atau akhlak yang terpuji baik disisi manusia maupun Tuhan. Imam Al -Ghazali yang bergelar Hujjatul Islam meninggal dikota kelahirannya Thus pada hari Senin 14 Jumadil Akhir 505 H.
Rujukan :
"Ajaran dan Teladan Para Sufi", karangan Drs H.M. Laily Mansur, L.PH. Penerbit - PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996.
No comments:
Post a Comment